Superstition

Saya selalu melihat superstitious- hal-hal yang gaib atau hal-hal yang aneh - dengan kacamata yang menarik. Ada sebuah cerita - dan ini diyakini oleh banyak orang - bahwa sepasang suami istri yang tidak bisa punya anak kalau dia mengadopsi dulu seorang anak angkat, maka kemungkinan besar dia nantinya bisa punya anak sendiri.
Hal ini dilakukan banyak orang, baik di Indonesia ataupun di luar negeri. Dan katanya sudah banyak yang berhasil. Nah, ada seorang professor yang melakukan penelitian terhadap hal ini. Dia melakukan survey dan mengecek dengan data akan kebenaran superstitious ini. Ternyata dia mendapatkan sebuah hasil yang menarik. Ternyata hal ini tidak benar.
Penelitiannya menemukan secara statistik orang yang punya anak baik karena mengadopsi anak dulu atau tidak adalah sama banyaknya.Cuma kita merasakan hal ini benar. superstition lainnya adalah angka 13. Orang tidak suka dengan gedung lantai 13 atau rumah nomor 13. Karena 13 dianggap sial. Padahal orang Cina tidak sukanya dengan angka 4. Karena pengucapannya seperti pelafalan kata 'mati'. Jadi 4 bisa berarti mati.
Jadi di Cina anda lihat penghuni gedung di lantai 13 tenang-tenang saja tinggal. Tapi mereka akan terganggu - tidak nyaman - kalau berada di lantai 4 atau rumah bernomor 4. Padahal di negara lain 4 itu tidak apa-apa. Di Cina gedung tidak ada lantai 4. Lantai 1,2,3 terus ke 5,6 7 dan seterusnya.Kalau anda lihat hal lain lebih jauh; ada orang yang tidak makan kura-kura.
OK, dapat dimengerti karena kura-kura hampir punah. Tapi ada yang tidak makan babi, karena suatu kepercayaan. Kepercayaan lain ada yang tidak boleh makan sapi. Jadi di sini sapi tidak baik. Ada kepercayaan yang tidak memakan anjing ataupun umumnya orang tidak memakan anjing.
Kalau di Eropa orang tidak mau makan burung dara. Tapi di Indonesia burung dara itu makanan lezat. Ataupun ular. Ada orang yang makan ular dengan senang tapi ada juga yang tidak.Saya menanggapi pandangan yang berbeda tersebut sebagai sebuah 'belief system'. Dimana anda dalam kehidupan ini mempercayai apapun yang anda pandang benar. Sedangkan kalau anda tidak percaya, maka anda anggap itu tidak benar.
Padahal kebenaran itu sendiri masih dipertanyakan kebenarannya apakah memang betul-betul benar. Karena tergantung dari bagaimana melihatnya seperti kasus-kasus di atas. Sehingga saya selalu bilang kepada teman-teman, kalau anda menjalani sesuatu dan menganggap sesuatu itu dengan tidak benar - kalau itu sesuatu yang tidak dapat dibuktikan - cobalah dipikirkan masak-masak apakah itu benar-benar seperti ini ataulah hanyalah kebetulan saja. Karena hal itu bisa saja hanyalah superstitious belaka yang tidak benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Big Fat Lies # 8

CITRA DIRI ( Imago Dei VS Economicus )

EFT BLITZ